Sebenarnya Chan agak heran karena grup Kakao yang hampir tidak pernah diam, hari ini begitu sepi. Bahkan Felix yang biasanya akan memberikan kabar kepada semua orang kalau dia tengah memanggang kue—meski Chan tidak tahu hari ini jadwalnya atau tidak—dan pasti membuat semua orang muncul untuk merespon.
Tadinya Chan ingin mampir ke dorm yang lain untuk mengecek keadaan yang lain. Hanya merasa khawatir kalau ketenangan yang didapatkannya sekarang bukanlah jenis ketenangan yang baik, tetapi pada akhirnya Chan berjalan menuju dorm yang merupakan tempatnya tinggal bersama anggota yang lain.
Mereka baru-baru ini pindah dan setiap orang memiliki kamar masing-masing untuk memiliki sedikit wilayah privasi. Hal yang tentu diperlukan untuk mereka yang kehidupannya hampir tidak memiliki privasi lantaran semua orang tertarik untuk mengetahui tentang mereka melebihi hal yang telah diberikan. Meski mencoba berpikir sepositif apa pun bahwa orang-orang yang penasaran dengan kehidupan mereka sampai melewati batas privasi itu karena cinta, tetap saja itu rasanya salah.
Tidak ada yang pernah bilang kepadanya kalau menjadi idola berarti hampir tidak bisa memiliki privasi.
Chan merogoh sakunya untuk mengambil kartu akses apartemen yang menjadi dorm-nya. Sepertinya karena terlalu banyak hal yang dipikirkan, Chan tidak sadar juga mengambil ponsel dari sakunya dan menjatuhkannya tepat saat menempelkan kartu akses ke pintu. Pintunya terbuka, tetapi Chan tidak langsung masuk karena memungut ponselnya dan kemudian menghela napas panjang.
Foto yang menjadi lock screen ponselnya adalah kumpulan polaroid antara dirinya dengan Hongjoong semasa SMA. Dulu mereka pernah berjanji untuk debut bersama dan menjadi pendukung untuk satu sama lainnya. Namun, Chan sampai detik ini tidak pernah paham dengan keputusan Hongjoong yang keluar dari agency dan memutuskan untuk berkuliah Teknik Perminyakan di SNU. Lalu setelah lulus malah memutuskan untuk meninggalkan Seoul dan bekerja di Doha, 8 jam waktu tempuh menggunakan pesawat dan perbedaan waktu 6 jam yang membuat Chan terjaga setiap malam. Hanya untuk terus bisa berkomunikasi dengan Hongjoong di waktu yang tepat untuk lelaki itu.
"Sebenarnya, aku tahu apa tentangmu, Joong?" Chan bergumam dan mengantongi ponselnya. Masuk ke dalam apartemen dengan lampu yang telah dimatikan.
Membuat Chan mengernyit, karena ini masih terlalu awal untuk anggotanya tidur—apalagi mengingat Changbin dan Jisung yang tinggal bersamanya—dan saat membuka pintu kamarnya, ruangannya menjadi gelap. Chan dan kebiasaannya selalu menyalakan lampu kamarnya seringkali dimarahi oleh Minho karena membuang-buang energi dengan percuma.
"Oh, hai Minho." Chan tersenyum saat menyalakan lampu dan menemukan lelaki itu di kamarnya.
Meski sejujurnya dia merasa kaget dengan kehadiran Minho, karena rasanya mereka sudah memiliki kamar masing-masing. Apalagi kamar Chan bukanlah definisi kamar yang akan disukai oleh Minho karena nuasa yang gelap—dominan warna abu-abu serta hitam—dan juga karena kondisi kamarnya yang berantakan.
Menghampiri Minho dan menyodorkan ice americano yang dibelinya saat perjalanan pulang. "Kali ini one shot, oke. Kamu sudah terlalu banyak minum kopi hari ini."
"Enggak ada rasanya kalo cuma satu, Chan." Protes Minho, tetapi menerima gelas yang diberikan kepadanya. "Makasih udah dibeliin."
"Santai aja."
Chan memutuskan untuk duduk di lantai kamarnya yang dilapisi oleh karpet berbentuk Squidward yang diinjak-injak oleh warga Bikini Bottom. Dihadiahkan oleh Hongjoong untuknya saat berulang tahun ke 19. Meski Hongjoong bilang dia membelinya di seorang artist yang dilihatnya di internet, tetapi Chan bukannya tidak tahu kalau lelaki itu yang membuat karpet tersebut karena terus bercerita tentang adegan tersebut karena lucu.
Kebiasaan Chan kepada orang yang sudah dianggapnya sangat dekat, selalu mengulang cerita yang sudah disampaikannya sampai mendapatkan respon yang diinginkannya. Hal yang sudah Chan tidak lakukan sejak debut beberapa tahun yang lalu lantaran tahu akan membuat orang lain jengkel kepadanya.
Juga karena Chan melihat sendiri jemari Hongjoong yang hampir semuanya ditutupi dengan plester karena tertusuk jarum. Meski Chan bertanya apa itu karena membuat karpet untuknya, Hongjoong bilang itu karena kecerobohannya di dapur. Entah karena memang benar-benar karena kecelakaan di dapur atau karena Hongjoong tahu kalau Chan akan merasa bersalah jika diberitahu yang sebenarnya.
"Mikirin apaan?" Teguran Minho membuat Chan kembali kepada masa sekarang. Membuat tatapannya beralih dari karpet berbentuk Squidward kepada Minho yang duduk di tempat tidurnya. Chan hanya tersenyum, karena melihat gelas minuman yang diberikannya, isinya sudah tinggal es batunya. "Gak usah senyum seolah gak ada apa-apa, padahal lagi mikirin banyak hal."
Meski mendengar perkataan Minho yang seperti itu, Chan tetap tersenyum. Sejujurnya, dia merasa serba salah jika berhadapan dengan Minho, karena tidak seperti orang-orang sekitarnya pikirkan bahwa Chan tidak sadar perasaan lelaki itu kepadanya. Chan sadar serta sialnya, dia tidak bisa melakukan apa pun untuk memberikan batasan atau menghindari lantaran agensi mereka yang tiba-tiba memasangkannya dengan Minho karena fans grup mereka menganggap interaksi mereka yang lucu.
Lalu entah bagaimana ceritanya, jarak mereka semakin menipis dan Chan terbelalak dengan yang dilakukan Minho. Bibir mereka bertemu dan sejujurnya dititik ini, Chan ingin menyerah memikirkan Hongjoong. Setidaknya, saat ini ada yang benar-benar menginginkannya dan selalu ada untuknya. Perlahan Chan memejamkan mata dan hendak mengikuti suasana yang tercipta saat ini.
Namun, nyatanya suara pesan masuk membuat mata Chan terbuka kembali dan mendorong Minho untuk memberi jarak di antara mereka. Menoleh untuk melihat pesan yang masuk dan begitu melihat nama yang tertera serta pop up pesan terakhir yang ditampilkan, Chan langsung berusaha untuk berdiri. Karena gerakannya yang tiba-tiba, dia terhuyung dan kepalanya sedikit pusing.
Hanya saja, itu tidak membuat kakinya berhenti untuk melangkah—tidak, leboh tepatnya berlari—keluar dari kamarnya dan segera mengambil sepatunya di lantai. Keluar dengan tergesa-gesa, meninggalkan Minho sendirian di kamarnya dan Chan tidak memikirkan hal lain selain turun ke basement secepatnya.
"Brengsek!" Maki Minho dan menghela napas kasar. Melihat karpet yang berbentuk Squidward yang terinjak-injak yang Minho tahu siapa yang membuatnya dan melemparkan gelas plastik yang isi esnya sedikit mencair. "Aku membencimu ... AKU MEMBENCIMU KIM HONGJOONG!"
No comments
Post a Comment