Wednesday, May 19, 2021

Ternyata, Bukan Hanya Dia yang Menyadari Rencana Itu


Minho melempar ponselnya ke ranjangnya. Kesal karena membaca pesan dari Seonghwa, meski seharusnya tidak ada perasaan apa pun yang dirasakan olehnya. Mereka sudah selesai sejak lama dan Seonghwa yang bersikap egois dengan mengingkari janjinya.

"Minho hyung, kenapa?" Changbin menatapnya dengan takut-takut yang membuatnya mengingat bahwa tadi dia meminta Felix untuk memanggil lelaki itu ke kamarnya. "Aku tidak melakukan hal berbahaya bersama Hyunjin, sungguh! Kalau tidak percaya, tanya Jisung."

Kalau ini dalam keadaan biasa, Minho pasti mendesak Changbin untuk menceritakan hal yang didengarnya barusan. Namun, dia menghela napas dan memutuskan untuk mengabaikan perkataan Changbin karena bukan itu tujuannya memanggil lelaki itu.

"Hari ini, kamu bantu Felix untuk membuat cookies di dorm sebelah."

Changbin menatap Minho dengan kebingungan, lalu kemudian matanya bergerak tidak tentu arah selama beberapa saat. Minho menghela napas, sudah menduga akan mendapatkan reaksi seperti ini dan baru akan mengatakan alasannya, Changbin berkata, "Oke, hyung."

Minho menyipitkan matanya. Rasanya aneh mendengar Changbin langsung mengiyakan tanpa memberikan bantahan, tetapi dengan cepat Minho menahan dirinya untuk mempertanyakan sikap lelaki itu. Karena Changbin dan menurut itu tidak pernah bisa disandingkan bersama. Setidaknya, harus ada argumen yang masuk akal untuk Changbin untuk bisa membuatnya menuruti perkataan seseorang.

"Minho hyung...," panggilan itu membuatnya menatap Changbin, "aku ke sebelah ya. Aku rasa yang lainnya berkumpul di sana, tetapi belum tentu membantu Yongbok."

"Seperti kamu bukanlah jajaran yang suka memakan adonan cookies Yongbok."

"Aku hanya memastikan rasanya oke." Changbin membela diri, lalu melirik jam yang berada di dinding. "Chan hyung sepertinya pulang sebentar lagi, jadi aku pergi ya, Minho hyung."

"Oke."

Changbin berbalik dan berjalan menuju pintu. Namun, setelah membuka pintunya, Chanbin tidak langsung keluar dan berbalik untuk memandang Minho. Mungkin lelaki itu sadar hal yang akan terjadi, sehingga Minho memutuskan untuk memandang ke arah lain.

"Hyung, kamu tahu kalau aku menyayangimu, 'kan?" Sejujurnya, Minho tidak menduga akan mendengar perkataan Changbin seperti ini. "Jadi, aku harap hyung tidak melakukan hal yang disesali di masa akan datang."

Minho tidak menjawab dan kemudian mendengar suara pintu yang tertutup. Menutup matanya dan menghela napas panjang, Saat membuka matanya, Minho menyakinkan diri sendiri bahwa tidak ada yang perlu disesali dengan hal yang direncanakannya.

No comments

Post a Comment