Saturday, May 15, 2021

Ada Ragu untuk Menghubunginya Duluan


Hongjoong menghela napas panjang dan membaca kembali pesan yang dikirimkan oleh Seonghwa. 

Dia kembali ke Seoul bukan karena tteoppoki seperti yang dipikirkan Seonghwa. Bukan juga karena menghabiskan jatah cutinya dan tidak punya tujuan untuk berpergian sendiri. Bahkan Hongjoong yang selama ini selalu berakhir dikerjar oleh HRD untuk mengambil jatah liburnya—atau berakhir hangus untuk tahun itu—justru yang meminta jadwal cutinya segera diterima. Membuatnya harus menyelesaikan banyak hal untuk memastikan saat kembali ke Seoul, tidak akan ada orag yang meneleponnya karena pekerjaan.

Menyimpan ponselnya di kantong. Berjalan menuju mall yang masuk dalam kategori mewah di Seoul—tetapi tidak di Doha—dan langkahnya terhenti saat melihat iklan besar di dinding salah satu merek makeup yang menjadikan grup Chan sebagai modelnya. Seharusnya Hongjoong senang karena Chan bisa lebih dikenal oleh orang-orang dan menjadi populer. Namun, melihat gambar Chan yang bersama dengan seseorang yang belakangan menjadi kapal buatan agensi untuk para fans grup SKZ nyatanya tidak membuatnya tenang. Bahkan, sejujurnya gambar inilah yang membuat alasan Hongjoong berada di Seoul.

"Banginho...," Hongjoong bergumam, lalu menghela napas dan melihat ke arah lain, "dunia perkapalan antar idol yang memuakkan."

Hongjoong berjalan kembali dan melangkah menuju salah satu toko yang menjual parfum. Sebenarnya Doha bukannya tidak mempunyai toko parfum, tetapi dia lupa membawa parfumnya. Begitu menemukan yang dicarinya, Hongjoong langsung mengambilnya dan memasukkan ke tas belanja toko tersebut. Tidak ada SPG yang mengikutinya karena Hongjoong sudah meminta untuk tidak diikuti dan biasanya, kalau hal yang diinginkannya telah ditemukan, dia akan pergi.

Kali itu, Hongjoong memutuskan untuk berkeliling dan sampai di deretan merek parfum yang Chan gunakan. Membuat Hongjoong melangkah menyusuri rak untuk menemukan milik Chan, meski tahu kemungkinan dia sudah memiliki banyak botol yang sama dari kiriman penggemarnya atau mungkin malah seleranya sudah berubah.

Setelah membayar parfum yang dipilihnya, Hongjoong berjalan menyusuri mall. Sebenarnya Hongjoong tahu tujuannya, tetapi merasa ragu untuk pergi.

Haruskah Hongjoong menelepon terlebih dahulu untuk keempat kalinya dan berakhir mendengar suara orang lain lagi?

Haruskah Hongjoong mengirimkan pesan terlebih dahulu untuk bertemu, hanya untuk mendengarkan kata perpisahan setelah selama ini dia berjuang dengan caranya?

Akhirnya, Hongjoong mengambil ponselnya dari saku, lalu membuka pesan Kakao milik Chan yang sejak kemarin diabaikannya. Tanggal 13, dia memang pergi bersama beberapa orang dari lapangan untuk mengunjungi bosnya yang merayakan hari besar keagamaannya. Tanggal 14, Hongjoong perjalanan dari Doha ke Incheon dan saat sampai di rumahnya, sudah tidak punya tenaga untuk memberikan kabar karena langsung tertidur. Membalas pesan Seonghwa juga karena dia dalam perjalanan dari Incheon ke Seoul.

"Kalau kita tidak dalam hubungan, aku tidak akan berada di sini." Hongjoong tahu perkataannya sembari melihat ponsel tidak akan diketahui oleh Chan karena dirinya tidak mengirimkan pesan suara. "Aku berada di sini karenamu, bodoh."

Hongjoong mengetikkan balasan, tetapi kemudian menghapusnya. Mencoba mengetiknya, tetapi kembali berakhir dihapusnya dan hanya bisa menghela napas.

"Brengsek," maki Hongjoong dan menyimpan ponselnya di saku, "Seonghwa bisa menertawakanku karena manusia tidak punya takut sepertiku, takut mengirimkan pesan kepadanya."


No comments

Post a Comment