Seungyoun akhirnya memutuskan untuk menanyakan apa yang Jinhyuk rasakan setelah makan malam. Namun, Jinhyuk seharian tidak mau keluar kamar dan makanan yang dibawakan oleh pengurus rumah tidak disentuh sama sekali. Memnbuat Seungyoun pusing dan berakhir menelepon ibu Jinhyuk untuk menanyakan makanan apa yang disukai oleh Jinhyuk.
"Jinhyuk," panggilan Seungyoun di depan pintu laboratorium lelaki itu yang tidak digubris dan dia menyesal tidak pernah meminta sidik jarinya dimasukkan ke dalam database agar bisa membuka pintunya, "ayo makan. Lo seharian gak makan, Jinhyuk."
Seungyoun pikir suaranya tidak terdengar sampai ke dalam dan baru akan mengeluarkan HP-nya untuk menelepon, pintu laboratorium terbuka. Memperlihatkan Jinhyuk dengan wajah datarnya dan membuat Seungyoun teringat ekspresi lelaki itu saat dulu mereka pertama kali bertemu karena dijodohkan. Membuat Seungyoun merasa ada jarak di antara keduanya yang terbentang, lagi.
"Ayo makan, gue tadi udah minta masak makanan kesukaan lo."
Jinhyuk tidak memberikan respon, tetapi saat Seungyoun mengulurkan tangannya untuk mengajaknya bergandengan, lelaki itu menerima tangannya. Seungyoun tersenyum dan keduanya naik ke atas untuk ke ruang makan. Sepanjang jalan mereka saling diam, tetapi genggaman tangan tidak terlepas. Tautan mereka terlepas saat tiba di meja makan dan saat Jinhyuk hendak ke kursinya di ujung, Seungyoun menahan tangan lelaki itu. Membuatnya keduanya saling berpandangan.
"Jangan di sana," Seungyoun menatap Jinhyuk, "makan di sebelah gue."
Seungyoun pikir Jinhyuk akan tetap diam. Jadi saat mendengar kata, "oke," dari lelaki itu, Seungyoun tersenyum lega dan melepaskan tangan Jinhyuk.
Sepanjang makan, mereka tetap saling diam dan Seungyoun sejujurnya tidak suka dengan atmosfer yang seperti ini. Namun, dia tidak tahu harus membuka pembicaraan seperti apa. Di satu sisi, Seungyoun ingin menunggu Jinhyuk untuk mengatakan semuanya, tetapi di sisi lain dia juga ingin semuanya lebih jelas dengan menanyakan apa yang ada dipikirannya.
Namun, pada akhirnya setelah makan malam Seungyoun memutuskan untuk bertanya.
"Jinhyuk," panggil Seungyoun yang membuat lelaki itu menatapnya, "lo gak apa-apa?" Jinhyuk diam dan Seungyoun meraih sebelah tangan lelaki itu untuk digenggamnya. "Jinhyuk, gue sebenarnya kepengen nanya banyak hal kepada lo, tetapi yang paling utama ingin gue katakan adalah gue tetap tinggal meski apa pun yang terjadi."
"Lo akan pergi," akhirnya Jinhyuk memberikan respon kepada Seungyoun, "karena lo belum tahu aja apa yang gue lakukan makanya masih bisa bilang untuk tetap tinggal."
"Kalau gitu jelasin ke gue. Buktiin kalau gue tahu semuanya akan meninggalkan lo." Seungyoun menatap Jinhyuk dan sedikit mengeratkan genggamannya. "Jinhyuk, gue cuma mau bilang kalau gue juga gak sesempurna itu. Lo aja bahkan tahu mantan-mantan gue banyak. Termasuk dua teman dekat lo, tapi lo gak pergi."
"Lo pernah gak kepikiran kalau kita ini sebenarnya saling cinta atau karena kejebak perjodohan ini makanya berusaha menyamankan diri satu sama lain?" pertanyaan Jinhyuk yang tidak terduga itu membuat Seungyoun terdiam, tetapi sejujurnya hatinya agak tercubit mendengarnya. Karena Jinhyuk meragukan Seungyoun dan ternyata itu bisa sedikit menyakitinya. "Gue seharian memikirkan banyak hal. Tentang masa lalu yang belum selesai, tentang kita dan tentang gue sendiri."
"Apa lo udah mendapatkan jawabannya?" tanya Seungyoun yang membuat Jinhyuk tidak menatapnya. "Jinhyuk, tatap gue. Apa lo udah menemukan semua jawabannya?"
"Youn, sejujurnya gue pusing dan gak tahu harus mengurainya dari mana."
"Kalo gitu, tatap gue dan bilang lo mau semuanya selesai," Seungyoun menatap Jinhyuk dan perlahan lelaki itu menatapnya, "kasih tahu gue Jinhyuk sebenarnya lo mau apa? Kalau lo mau selesai, langkah pertama adalah kita harus saling terbuka."
"Udah gue bilang, lo pasti bakalan meninggalkan gue kalau tahu sebenarnya."
"Dan apa lo udah mencobanya?" tanya Seungyoun yang membuat Jinhyuk terdiam. "Semua asumsi itu ada di kepala lo dan kenyataanya, lo belum mencoba untuk tahu hasil yang sebenarnya seperti apa."
Jinhyuk diam dan Seungyoun melepaskan tautan mereka. Dia pikir, Seungyoun akhirnya menyerah, tetapi suara tarikan kursi di sampingnya membuatnya menoleh dan lelaki itu duduk di sana. Keduanya saling bertatapan dan Jinhyuk kehilangan kata saat Seungyoun memeluknya terlebih dahulu. Terlebih saat punggungnya ditepuk pelan dan dia mendengar, "kita itu gak sempurna, Jinhyuk. Lo gak perlu takut, karena semua itu hanya asumsi doang."
Semua ketakutan-ketakutan Jinhyuk perlahan runtuh dan membalas pelukan Seungyoun dengan melingkarkan tangannya di tubuh lelaki itu. Menyamankan diri dan tidak lama kemudian, dia menangis. Karena ternyata semuanya hanyalah ketakutannya belaka dan setelah ini, dia akan menjelaskan semuanya dengan perlahan.
Karena Jinhyuk yakin, Seungyoun akan tetap tinggal meski mendengar semuanya.
"Jangan di sana," Seungyoun menatap Jinhyuk, "makan di sebelah gue."
Seungyoun pikir Jinhyuk akan tetap diam. Jadi saat mendengar kata, "oke," dari lelaki itu, Seungyoun tersenyum lega dan melepaskan tangan Jinhyuk.
Sepanjang makan, mereka tetap saling diam dan Seungyoun sejujurnya tidak suka dengan atmosfer yang seperti ini. Namun, dia tidak tahu harus membuka pembicaraan seperti apa. Di satu sisi, Seungyoun ingin menunggu Jinhyuk untuk mengatakan semuanya, tetapi di sisi lain dia juga ingin semuanya lebih jelas dengan menanyakan apa yang ada dipikirannya.
Namun, pada akhirnya setelah makan malam Seungyoun memutuskan untuk bertanya.
"Jinhyuk," panggil Seungyoun yang membuat lelaki itu menatapnya, "lo gak apa-apa?" Jinhyuk diam dan Seungyoun meraih sebelah tangan lelaki itu untuk digenggamnya. "Jinhyuk, gue sebenarnya kepengen nanya banyak hal kepada lo, tetapi yang paling utama ingin gue katakan adalah gue tetap tinggal meski apa pun yang terjadi."
"Lo akan pergi," akhirnya Jinhyuk memberikan respon kepada Seungyoun, "karena lo belum tahu aja apa yang gue lakukan makanya masih bisa bilang untuk tetap tinggal."
"Kalau gitu jelasin ke gue. Buktiin kalau gue tahu semuanya akan meninggalkan lo." Seungyoun menatap Jinhyuk dan sedikit mengeratkan genggamannya. "Jinhyuk, gue cuma mau bilang kalau gue juga gak sesempurna itu. Lo aja bahkan tahu mantan-mantan gue banyak. Termasuk dua teman dekat lo, tapi lo gak pergi."
"Lo pernah gak kepikiran kalau kita ini sebenarnya saling cinta atau karena kejebak perjodohan ini makanya berusaha menyamankan diri satu sama lain?" pertanyaan Jinhyuk yang tidak terduga itu membuat Seungyoun terdiam, tetapi sejujurnya hatinya agak tercubit mendengarnya. Karena Jinhyuk meragukan Seungyoun dan ternyata itu bisa sedikit menyakitinya. "Gue seharian memikirkan banyak hal. Tentang masa lalu yang belum selesai, tentang kita dan tentang gue sendiri."
"Apa lo udah mendapatkan jawabannya?" tanya Seungyoun yang membuat Jinhyuk tidak menatapnya. "Jinhyuk, tatap gue. Apa lo udah menemukan semua jawabannya?"
"Youn, sejujurnya gue pusing dan gak tahu harus mengurainya dari mana."
"Kalo gitu, tatap gue dan bilang lo mau semuanya selesai," Seungyoun menatap Jinhyuk dan perlahan lelaki itu menatapnya, "kasih tahu gue Jinhyuk sebenarnya lo mau apa? Kalau lo mau selesai, langkah pertama adalah kita harus saling terbuka."
"Udah gue bilang, lo pasti bakalan meninggalkan gue kalau tahu sebenarnya."
"Dan apa lo udah mencobanya?" tanya Seungyoun yang membuat Jinhyuk terdiam. "Semua asumsi itu ada di kepala lo dan kenyataanya, lo belum mencoba untuk tahu hasil yang sebenarnya seperti apa."
Jinhyuk diam dan Seungyoun melepaskan tautan mereka. Dia pikir, Seungyoun akhirnya menyerah, tetapi suara tarikan kursi di sampingnya membuatnya menoleh dan lelaki itu duduk di sana. Keduanya saling bertatapan dan Jinhyuk kehilangan kata saat Seungyoun memeluknya terlebih dahulu. Terlebih saat punggungnya ditepuk pelan dan dia mendengar, "kita itu gak sempurna, Jinhyuk. Lo gak perlu takut, karena semua itu hanya asumsi doang."
Semua ketakutan-ketakutan Jinhyuk perlahan runtuh dan membalas pelukan Seungyoun dengan melingkarkan tangannya di tubuh lelaki itu. Menyamankan diri dan tidak lama kemudian, dia menangis. Karena ternyata semuanya hanyalah ketakutannya belaka dan setelah ini, dia akan menjelaskan semuanya dengan perlahan.
Karena Jinhyuk yakin, Seungyoun akan tetap tinggal meski mendengar semuanya.