Rose Quartz dan Percakapan Tentang Urusan Kamar
Jinhyuk bingung harus menempatkan spektrum emosinya. Di satu sisi, dia senang merasa dicintai oleh Seungyoun (dan ternyata dia menepati perkataanya sewaktu mereka masih kecil), tetapi di sisi lain Jinhyuk tahu setelah hari Jum'at (yang berarti dua hari lagi), segalanya akan berubah. Jinhyuk ingin jujur kepada Seungyoun tentang semuanya, tetapi dia takut dinilai sama seperti semua orang di luar sana.
Karena jika semua orang menilainya seperti itu, Jinhyuk tidak apa-apa. Namun, tidak akan baik-baik saja dirinya jika yang menilainya adalah Seungyoun.
"Eh? Ini apaan?" Jinhyuk menyadari kotak yang mirip dengan miliknya di laboratorium. Mengambil kotak beruldu tersebut dan logonya sama seperti miliknya. Saat membukanya, rose quartz yang membuat Jinhyuk mengerjapkan matanya. Seingat Jinhyuk, hanya Wooseok yang tahu dia menginginkan benda ini dalam aktifitas seksualnya dan mendengar langkah masuk ke ruangan kerja sekaligus perpustakaan Seungyoun. Ternyata Seungyoun dan tatapan keduanya bertemu, yang mana Seungyoun tampak kaget dan salah tingkah. "Youn, kamu kenapa tahu ini?"
"Eh itu ... gue iseng beli karena tahu lo suka batuan dan kebetulan lagi ada warna itu," wajah Seungyoun tidak berani menatapnya dan dia memilih menatap rak buku, "please gue tahu itu kayaknya creepy banget buat dikasih ke lo dan menyesal banget belinya. Pasti lo mikir...."
"Gue suka," Jinhyuk memotong perkataan Seungyoun yang membuat lelaki itu menoleh cepat, "gue suka rose quartz. Juga ... kayaknya gue punya kink sama batuan."
Setelah itu, hanya keheningan yang mengisi ruangan itu. Baik Jinhyuk dan Seungyoun hanya bisa saling berpandangan dengan canggung. Jinhyuk baru mau memutuskan untuk mengatakan sesuatu, tetapi didahului Seungyoun yang berkata, "gue tahu ini kayak kurang ajar banget ... tapi mau nyoba pake itu gak buat malam ini?"
Keduanya saling bertatapan dan wajah Seungyoun sudah memerah dan membuat Jinhyuk hanya bisa tersenyum. Padahal mereka sudah pernah melakukan aktifitas seksual, tetapi entah kenapa membicarakannya seperti sekarang rasanya canggung.
"Boleh." Jinhyuk lalu membuka kertas kecil yang merupakan petunjuk pemakaiannya. "Tapi kayaknya harus dibersihkan dulu dan disarankan direndam pakai air hangat selama sepuluh menit."
Entah sejak kapan Seungyoun sudah memangkas jarak dan berada di depan meja tempat Jinhyuk menemukan kotak yang jadi topik pembicaraan mereka yang canggung. "Eh? Ada petunjuk cara mengurusnya ya?"
"Iya, kaget juga gue ada petunjuknya." Jinhyuk sibuk membolak-balikkan kertas agar tidak melewatkan petunjuk yang diberikan. "Punya gue waktu itu gak dikasih petunjuk kayak gini, jadi email dulu ke website buat petunjuk pemakaian."
Seungyoun tampak ragu menanyakan hal ini, tetapi pada akhirnya dia berkata, "lo ... pernah makai batu kayak ini sama siapa?"
"Hah?" Jinhyuk menatap Seungyoun yang tampak ... cemburu? "Gue pakai sendiri ... soalnya gue gak suka sembarangan orang nyentuh gue."
"Kenapa?"
"Karena rasanya sakit kalau bukan sama yang gue cintai," Jinhyuk mengakui dengan jujur, "aneh banget ya? Padahal berbuat ya berbuat aja kalau udah dikuasai nafsu."
Seungyoun merasa lega, lalu teringat jejak di leher Jinhyuk waktu itu. Jinhyuk yang tengah menimang batuan berwarna pink dengan sebelah tangannya sembari menyenandungkan lagu entah apa, (tetapi entah kenapa Seungyoun yakin itu lagu telenovela Rosalinda). Deheman Seungyoun membuat atensi lelaki itu kepadanya.
"Jinhyuk."
"Ya?"
"Kenapa waktu itu lo gak mau bilang kalau gue yang melakukannya?" tanya Seungyoun yang berusaha menatap mata Jinhyuk. "Apa karena waktu itu gue melakukannya saat mabuk?"
"Itu salah satunya," Jinhyuk menghela napas, "alasan lainnya, waktu itu kita masih asing dan ... gue gak menyukai aktifitas yang dilakukan saat itu."
"apa gue kasar sama lo?"
"Menurut lo?" Jinhyuk balik bertanya. "Gue itu susah banget buat percaya sama orang, apalagi kalau udah urusan ranjang," lelaki itu tersenyum dan sebelah tangannya memegang pipi Seungyoun, "tetapi sekarang udah beda cerita, Gue udah percaya lo dan rasanya gak sakit kayak waktu itu. Serta lo melakukannya dengan sadar."
Tangan yang berada di pipi Seungyoun, ditarik olehnya dan telapak tangan Jinhyuk dikecupnya. Membuat Jinhyuk merasa sensasi aneh karena tidak pernah menerima perlakuan itu dan kecupan itu dari telapak tangan naik ke tangannya dan berakhir di bibirnya dengan ciuman yang dalam.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments
Post a Comment