Sunday, September 6, 2020

Pembicaraan dengan Ibu


Biasanya, Jinhyuk tidak suka menunggu kalau dijemput atau bakalan marah-marah dengan durasi cukup lama. Namun, hari ini Jinhyuk melakukan anomali, mau menunggu dijemput oleh Seungyoun padahal bisa saja menelepon ayahnya untuk mengirimkan helikopter untuk menjemputnya. Jinhyuk memilih menelepon ibunya sembari menunggu di ruangannya. Subin sudah pulang, katanya harus menghadiri ulang tahun kakak perempuannya.

Meski Jinhyuk bingung kakak Subin ada berapa? Kenapa hampir tiap bulan selalu bilang ada acara ulang tahun kakaknya?

"Jinhyuk, bagaimana kabarmu? Ibu kenapa tidak pernah ditelpon atau dikunjungi?" suara Soyou di seberang sana membuat Jinhyuk merasa bersalah.

"Maaf, bu. Belakangan Jinhyuk sibuk."

"Jangan lupa makan dan berhenti bekerja kalau badan udah memberi sinyal letih," nasihat ibunya itu membuat Jinhyuk tersenyum. Ibunya memang tahu kalau Jinhyuk sudah serius, dia akan memaksakan diri sampai titik maksimalnya, "jangan keseringan mengendap di laboratoriummu, Jinhyuk."

"Iya, bu."

Jinhyuk sebenarnya ingin bilang kalau intensitasnya ke laboratorium belakangan ini sangat minimal. Padahal dulu pindah ke rumah yang ditempati bersama Seungyoun serta bertunangan dengan lelaki itu karena laboratorium. Waktu berlalu dan sekarang Jinhyuk malah kadang lupa alasannya bisa seperti sekarang karena laboratoriumnya.

"Jinhyuk, kapan waktu mengajarmu kosong? Temani ibumu jalan-jalan."

"Ibu mau kapan? Biar Jinhyuk atur waktu kencan kita."

"Jangan seenaknya menggeser jadwal, Jinhyuk. Kamu seorang dosen, orang yang memberikan contoh kepada mahasiswamu." Omelan Soyou itu membuat Jinhyuk kembali tersenyum. Dia benar-benar kangen dengan ibunya ini. "Hari Sabtu saja bagaimana, Jinhyuk? Atau kamu ada janji dengan Seungyoun?"

"Kalau ada janji dengan Seungyoun pun, ibu akan tetap aku utamakan."

"Padahal ibu pikir kamu akan mengutamakan Seungyoun."

"Seungyoun memang orang yang aku cintai, bu. Tapi ibu tetaplah yang aku utamakan karena ibu selalu bersamaku sejak kecil."

"Aaaa ... anak ibu sudah besar. Sudah bisa bikin ibu terharu."

Jinhyuk mendengarnya hanya tertawa. Ibunya yang ia telpon sekarang sebenarnya bukan ibu kandungnya, tetapi Jinhyuk merasa justru lebih dekat dengannya. Karena kenangan Jinhyuk dengan ibu kandungnya justru tidak menyenangkan. Sebenarnya kalau boleh dibilang, menyakitkan.

"Ibu apa masih sering sendirian di rumah?" Jinhyuk sebenarnya tahu membawa pertanyaan yang sudah pasti jawabannya ini percuma. "Kalau ibu sendirian, tinggal denganku dan Seungyoun saja."

"Ibu tidak mau menganggu kalian," suara di seberang sana ada jeda beberapa saat dan sejujurnya Jinhyuk merasa sedih dengan nasib ibunya, "tapi nanti ibu pertimbangkan kalau kangen denganmu."

"Kasih tahu saja ya bu kalau mau ke rumah. Jinhyuk akan selalu menyambut ibu."

"Kasih tahu Seungyoun dulu, nanti dia tidak sependapat denganmu bagaimana?"

"Yaudah, nanti kita minggat bersama saja, bu." Soyou mendengarnya hanya tertawa dan Jinhyuk tersenyum. Lalu pandangannya tertuju pada pintu ruangannya yang terbuka dan ternyata Seungyoun, tengah tersenyum kepadanya. "Ibu, Seungyoun sudah datang menjemputku. Mau lanjut telponan atau nanti saat sampai rumah aku telpon?"

"Sudah, kalian ngobrol bersama saja. Ibu tidak apa-apa." Jawaban itu sebenarnya membuat Jinhyuk sebal sendiri, karena ibunya malah mau menyudahi telpon ini. Padahal yang memberikan pilihan adalah Jinhyuk sendiri. "Jinhyuk, sebelum telpon ini ibu tutup, boleh tanya satu hal?"

"Tanya tentang apa?"

"Apa kamu bahagia dengan Seungyoun?"

"Iya," Jinhyuk bahkan tidak berpikir saat menjawab pertanyaan itu sembari mengambil tasnya dan melangkah mendekati Seungyoun, "ibu mau titip salam dengan Seungyoun?"

"Boleh. Bilang padanya untuk mengeluarkanmu dari laboratorium."

"Ibu! Aku belakangan gak di laboratorium terus kok!"

"Jangan berbohong pada ibu! Mana ada ceritanya kamu absen ke laboratorium kalau gak karena sakit atau karena seminar."

Jinhyuk mendengarnya hanya cemberut dan Seungyoun di sampingnya hanya tertawa. Lalu Jinhyuk memberikan HP kepada Seungyoun dan berkata, "sana bilang sama ibu kalau gue belakangan gak di lab terus."

Seungyoun menerima HP yang diberikan oleh Jinhyuk dan bukannya mengatakan seperti yang dibilang Jinhyuk, mereka malah membicarakan entah apa. Jinhyuk sebal sendiri karena tidak tahu konteks yang mereka bicarakan, apalagi Seungyoun sampai tertawa. Begitu HP Jinhyuk dikembalikan, mereka sudah sampai di tempat parkir.

Jinhyuk tidak mengatakan apa pun karena masih sebal dan saat di dalam mobil, Seungyoun akhirnya mengatakan, "jangan cemberut gitu, gue cuma ngobrol sebentar sama ibu lo."

"Kalian nyebelin, gak ngasih tahu ngomong apaan."

Seungyoun mendengarnya hanya tertawa dan mengusap pelan kepala Jinhyuk. "Kalau aku bilang nanti lo yang malu sendiri."

"Enggak bakalan!"

"Pede banget?" goda Seungyoun yang membuat Jinhyuk menepis tangan Seungyoun yang masih mengusap kepalanya. "Aduh ... galaknya. Padahal katanya bilang cinta sama gue?"

Jinhyuk membuang muka, tidak mau memandang Seungyoun yang membuatnya mendengar tawa. Sementara Seungyoun memutuskan untuk menyetir mobil sembari bernyanyi mengikuti lagu yang diputar, meski sebenarnya ingin sekali menggoda Jinhyuk karena sikapnya yang tidak mau mengakui cinta dengan Seungyoun. Apalagi telinga lelaki itu merah banget saat Seungyoun menyinggung perkataan ibunya Jinhyuk tentang perasaan anaknya kepadanya.

No comments

Post a Comment