Konfirmasi untuk Antisipasi Badai
"Do you like him, Swoo?"
Seungsik sudah tidak tahan untuk bertanya hal ini kepada Seungwoo. Jaehyun yang tengah makan di samping Seungsik pura-pura menikmati makanannya, padahal telinganya sudah disiapkan untuk mendengar jawaban yang biasanya dijawab dengan elakan.
"Maybe," Seungwoo menjawabnya dengan senyuman yang membuat Seungsik tidak jadi minum air mineral dan Jaehyun terbatuk karena tersedak makanan yang dimulutnya. Tidak menduga mendengar jawaban berbeda dari Seungwoo, "he look cute and understand what I speak. Is that wrong for you?"
"Adooh," Seungsik tidak sadar mengumamkan keluhannya, "mati gue. Anak orang bisa baper maksimal kalau dia sadar ditaksir sama Swoo."
"Hey, speak English!" protes Seungwoo. "I don't understand if you speak Malay or Indonesia."
Jaehyun yang sudah tidak tersedak dan bisa menguasai keadaan, memutuskan untuk menterjemahkan. "He said, he doomed."
"Why?"
Seungsik menatap tajam Seungwoo. "Why you said?!"
Seungwoo memasang tatapan bingung, sementara Jaehyun hanya bisa memberikan senyuman penuh arti. Siapa pun di The Librean tahu kalau Seungwoo itu selalu membuat masalah dengan bawahannya (secara tidak sengaja) dengan membuat baper beberapa orang karena perhatiannya. Meski sebenarnya Seungwoo itu selalu di posisi serba salah kalau menurut Jaehyun.
Dia diam dan tidak begitu merespon bawahannya, dianggap sombong, Dia merespon dan memberikan perhatian sebagai atasan, dianggap memberikan harapan. Nasibnya Seungwoo sepertinya memang sial, sampai-sampai dijuluki F-boy oleh lingkaran karyawan inti The Librean.
"Listen, Seungwoo," suara Seungsik membuat kedua lelaki yang ada di meja itu menatapnya, "I don't fcking care if you really interest to him or whatever, but do that when off duties. Understand?"
"Okay."
"Great, then," Seungsik melihat lelaki yang kalau tidak salah ingat namanya Jinhyuk, "and stop checking him every fifteen minutes or take him away from me when ask the real price or barcode."
"For that...," Seungwoo sengaja menggantung perkataannya karena Jinhyuk datang ke meja mereka dengan menenteng buku. Dia menjelaskan kepada Seungsik dalam bahasa Indonesia, tetapi Seungwoo mengambil buku saat hendak diserahkan kepada temannya itu. Membuatnya memanen tatapan dan Seungwoo berkata, "What happend, Jinhyuk?"
"Um ... the price different from system."
"Okay, let me check for you." Seungwoo mengetikkan angka pada barcode buku dan di komputernya muncul harga yang berbeda. "IDR fifty thousand at your system?"
"Yes ... Koko. Oh, I mean ... bro?"
"Koko it's okay," Seungwoo tersenyum dan memberikan bukunta kembali kepada Jinhyuk, "use in the system price."
"Thank you."
Sepeninggalan Jinhyuk, Seungsik memberikan lirikan yang menuntut penjelasan, Jaehyun yang sibuk menghitung uang secara manual dan Seungwoo hanya bisa tersenyum.
"I'm sorry bro, but I won't give him to you."
Seungsik hanya bisa melengos dan memijit pelipisnya. Karena Seungsik tidak tahu apa yang dipikirkan patnernya ini. Apakah memang benar-benar tertarik pada Jinhyuk atau hanya penasaran seperti sebelum-sebelumnya?
"You better not make a scene for me," gumam Seungsik yang menerima kasir yang membawa uang kepadanya untuk dihitung, "or I swear to hit you, Swoo."
Kasir di depannya bingung dengan yang dikatakan Seungsik dan dengan senyuman yang diberikan oleh Seungwoo.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments
Post a Comment