Monday, April 6, 2020

Alasan Mereka Bisa Bersama


Kadangkala, Seungwoo tidak mengerti kenapa bisa menjatuhkan hati kepada Minhee. Pada hari pertama mereka bertemu, ia tidak begitu menganggap lelaki itu sebagai orang yang perlu diperhatikan. Namun, saat area kasir ramai dan kekurangan personil, Minhee tanpa disuruh membantu kasir nomor 7 untuk menjadi packer dadakan.
Tidak banyak orang yang mempunyai inisiatif seperti itu dan Seungwoo berakhir memperhatikannya. Bahkan ia yang membuat perubahan peraturan bahwa usher ikut makan bersama kasir dan packer. Membuat Seungyoun yang menjadi patnernya kali itu, mengkernyit.
"Why you do that?" tanyanya dalam bahasa Inggris karena asalnya dari Singapura dan tidak bisa berbahasa Indonesia. "Oh, maybe the rumor is true."
"Whats rumor?"
"You like him," Seungyoun menunjuk Minhee dengan dagunya, "but nice catch, bro."
Seungwoo hanya tertawa karena interaksinya dengan Minhee sebatas menyapa satu sama lain sebelum mulai shift di event penjualan buku impor, saat lelaki itu izin ke toilet dan saat dia pamit pulang. 
Namun, karena Minhee membuat Seungwoo melakukan hal-hal di luar kebiasaannya seperti membeli donat dari salah satu gerai dan Seungyoun yang disuruhnya sebagai orang yang berpura-pura membelikan kepada seluruh tim kasir, packer dan usher. Hal lainnya adalah dia lakukan adalah mencari tahu profil Minhee kepada HRD, sampai membuatnya mendapatkan tatapan penuh tanya.
Jadi saat Minhee menyatakan perasaan terlebih dahulu kepadanya, rasanya menyenangkan. Perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan dan mencium Minhee tidak ada dalam skenario terliarnya di kepala. Namun, mereka melakukannya dan untung saja yang menangkap basah mereka adalah Seungyoun dan Mina.
"Kak, mikirin apa?" suara familiar itu membuat Seungwoo menoleh dan tersenyum. "Gak usah senyum kayak gitu deh kak kalau ujungnya dijawab bukan apa-apa."
"Galak ya."
"Biarin, yang penting aku kesayangannya kakak."
Seungwoo mendengarnya hanya tertawa pelan dan menarik Minhee untuk terjatuh di atas tubuhnya. Lelaki yang lebih muda 8 tahun darinya itu hanya bergumam tidak jelas dan Seungwoo membenamkan hidungnya ke rambut Minhee. Karena ia suka aroma shampo Minhee yang beraroma susu.
"Kak."
"Hmm?"
"Tiba-tiba mikir," Minhee sengaja menggantung ucapannya dan membuat Seungwoo menjauhkan diri dari kepala lelaki itu, "bagaimana kita di masa depan nanti?"
"Kita tetap bersama bersama."
"Kata Aisha dan Yiren, ucapan lelaki tidak bisa dipegang."
"Kamu juga laki-laki, Minhee." Seungwoo tidak bisa menahan helaan napasnya. Kadang dia lupa, Minhee tetaplah anak yang baru lulus SMA dan pola pikirnya masih transisi antara masa remaja ke masa dewasa. "Kita tetap bersama, selama salah satu dari kita tidak memutuskan berhenti mencintai."
"Aku sayang kakak."
"Saya juga sayang kamu, Minhee."
Mereka tetap di posisi ini sampai satu jam kemudian, karena setelahnya Minhee ada kelas dan Seungwoo yang tidak ada jadwal (lebih tepatnya dia menolak untuk bekerja dan orang kantornya tidak bisa memaksa) sehingga bisa mengantarkan lelaki itu ke kampusnya. Sepanjang jalan, mereka bercerita tentang konsep girlgroup Red Velvet terbaru yang seperti Pengabdi Setan.

No comments

Post a Comment