"Kak, gue suka sama lo. Gimana kalau kita pacaran?"
Seungwoo yang tengah minum chatime yang dibelikan oleh Seungyoun, tersedak. Setelah beberapa saat mengatur napasnya agar bisa bernapas dengan normal, akhirnya ia bisa menatap Minhee yang masih bisa mengatur wajahnya dengan santai. Sementara wajah Seungwoo memerah, antara tersedak tadi atau karena pernyataan yang terlalu mendadak.
Meski tidak bohong kalau Seungwoo senang jika perasaannya di sini berbalas.
"Kak, kalau gak mau nerima gue juga gapapa." Perkataan Minhee itu membuat Seungwoo yang tadinya sudah senang, kini agak panik karena ia tidak ada niatan untuk menolak lelaki itu. "Gue paham kok kalau kita hidup di tempat pasangan sejenis itu tabu, jadi kalau ditolak bakalan ngerti. Intinya gue gamau menyesal aja karena gak mengatakan apa yang dirasakan. Terus...."
"Bentar," Seungwoo mengangkat sebelah tangannya untuk mengisyaratkan Minhee berhenti berbicara, "Kasih saya kesempatan untuk berbicara."
Minhee menurut dan justru melihat Seungwoo mencari tong sampah terdekat untuk membuang gelas Chatime yang ada di tangannya. Padahal isinya masih setengah dan Minhee justru berharap jangan dibuang, karena dari kemarin dia ingin membeli Chatime hanya saja tidak jadi terus karena uang jajannya menipis.
Makan snack dan es kopi yang biasa diminumnya saat area kasir tengah sepi saja biasanya dibelikan oleh kasir nomor 7 dan 8 yang namanya kalau tidak salah ingat Sejeong dan Mina. Kalau Sejeong karena sekalian pedekate dengan Eunsang yang merupakan temannya yang bekerja menjadi usher yang mengatur pembeli yang ingin melakukan transaksi. Sementara Mina yang tampaknya tidak sadar kalau diperhatikan oleh Seungyoun.
"Jadi....," suara Seungwoo membuyarkan lamunan Minhee dan membuatnya fokus kepada lelaki itu, "terima kasih karena telah menyukai saya dan soal perasaanmu ... bisa mendekat untuk saya berikan jawaban?"
Minhee bingung, tetapi menuruti perkataan yang lebih tua itu. Namun, yang tidak diduganya adalah Seungwoo menariknya untuk berjarak sangat dekat dan mereka berciuman di belakang kotak-kotak besar. Membuat Minhee bingung harus merespon seperti apa dan berakhir memejamkan matanya untuk membiarkan yang lebih tua menuntunnya.
No comments
Post a Comment