Tentang Perasaan Mereka
Seungyoun tidak tahu apa yang membuat Jinhyuk datang kepadanya dengan tergopoh dan kemudian memeluknya. Sebenarnya Seungyoun masih belum terbiasa dipeluk Jinhyuk tanpa merasa berdebar tidak karuan. Namun, dia sadar kalau pelukan kali ini karena hal yang berbeda dari pelukan mereka yang sebelumnya.
"Jinhyuk, kenapa?" Seungyoun sendiri bahkan terkejut bisa bertanya selembut itu kepada Jinhyuk. Dia bahkan tidak tahu kalau punya sisi itu dan sekarang Seungyoun tahu karena Jinhyuk. "Cerita aja, aku dengerin."
Jinhyuk tidak langsung menjawab karena melepaskan pelukan dari Seungyoun. Duduk di sampingnya, lalu merentangkan tangannya seolah minta dipeluk. Seungyoun hanya tertawa dan mendekatkan diri kepada lelaki itu, lalu memeluknya. Dia tidak tahu, sejak kapan jadi hafal kalau Jinhyuk datang kepadanya untuk memeluknya, Seungyoun tahu ada yang salah. Seringnya karena hal-hal yang menurutnya tidak penting, tetapi bagi Jinhyuk itu sangatlah berarti.
"Aku jahat ya?" perkataan Jinhyuk itu membuat Seungyoun heran. "Aku jahat ya tidak menyadari sekitar dan masih berharap hubungannya bisa diperbaiki saat aku udah menyakitinya separah itu?"
Seungyoun tidak tahu apa yang Jinhyuk maksud, tetapi tangannya menepuk punggung lelaki itu pelan. Jinhyuk tidak mengatakan apa pun dan membenamkan wajahnya di bahu Seungyoun. Dirinya bisa merasakan badan Jinhyuk bergetar dan bahunya terasa lembab.
"Keluarkan aja, Jinhyuk. Nangis itu manusiawi." Seungyoun tidak melarang Jinhyuk untuk menangis, karena dia baru-baru ini bertemu dengan ibu Jinhyuk (yang baru disadarnua tidak seperti yang diingatnya selama ini). Dia menjelaskan beberapa hal tentang Jinhyuk dan Seungyoun akhirnya mengerti. "Kita bukan Tuhan, Jinhyuk. Kita gak bisa membahagiakan semua orang."
"Aku jahat, Seungyoun."
"Kita memang terlahir untuk menjadi penjahat di kehidupan seseorang, berusaha sebaik apa pun untuk menjadi baik."
Tidak ada kata lagi, tubuh Jinhyuk tidak bergetar lagi di pelukannya, tetapi bahunya makin terasa lembab. Seungyoun tidak bertanya kepada Jinhyuk apa masalahnya, karena dia belajar bahwa Jinhyuk itu tipe yang akan mengatakannya jika dia siap. Jika Jinhyuk menemukan cara untuk menghadapinya, baru dia akan memberitahukan Seungyoun.
"Youn," panggil Jinhyuk yang membuat bergumam, sebagai tanda dia mendengarkan, "apa kamu akan pergi setelah tahu semua hal tentangku?"
"Kenapa kamu pikir begitu?"
"Karena … aku punya hal yang jelek dalam hidupku."
"Aku tidak akan pergi," Seungyoun mengacak pelan rambut Jinhyuk, "karena aku sudah bilang padamu, aku akan menikah dengan Sungjoon apa pun yang terjadi di masa lalunya."
"Aku Jinhyuk, bukan Sungjoon."
"Aku juga Seungyoun, bukan Luizy yang kamu kenal." Seungyoun tersenyum. "Tapi aku tetap memegang perkataanku itu, seburuk apa pun masa lalumu. Karena aku juga sama denganmu, Jinhyuk. Aku punya masa lalu yang buruk."
"Tapi kamu belum tahu semuanya."
"Aku menunggu," Seungyoun menatap dinding kamar mereka, "aku tahu kamu belum siap mengatakannya dan meski nanti kamu mengatakan semuanya, aku tidak akan pergi. Pegang perkataanku ini, Jinhyuk."
"Kamu akan pergi, Youn," Jinhyuk bergumam yang masih bisa didengar Seungyoun dengan jelas, "kamu bakalan pergi dan menilaiku sama seperti semua orang di luar sana."
Seungyoun belum menjawab, tetapi Jinhyuk memutuskan untuk menjauh darinya. Membuat kehangatan yang ada di dekapan Seungyoun menghilang dan rasanya hampa. Mata Jinhyuk memerah karena menangis dan Seungyoun tahu pemikirannya ini salah, tetapi melihat Jinhyuk yang kacau seperti itu di matanya tetaplah cantik. Selain saat di mana Jinhyuk fokus kepada sesuatu, wajah yang Jinhyuk perlihatkan kepadanya sekarang terlihat cantik.
"Jinhyuk," panggil Seungyoun membuat Jinhyuk yang sudah berdiri. menoleh ke arahnya, tidak jadi beranjak ke kamar mandi, "harus dengan apa aku membuatmu percaya bahwa aku tidak akan pergi darimu?"
"Apa?"
"Aku tidak akan pergi," Seungyoun berdiri dan melangkah mendekati Jinhyuk, "dan aku ingin membuktikannya kepadamu."
Jinhyuk belum sempat memproses untuk menjawab Seungyoun saat bibir keduanya bertemu. Membuat Jinhyuk memejamkan matannya dan membiarkan lelaki itu melakukan apa pun kepadanya malam itu. Membuat seluruh pakaian yang mereka kenakan bertebaran di lantai dan Jinhyuk merasakan dinginnya udara karena pendingin udara. Saatu Seungyoun menciumnya, meninggalkan tanda kepemilikan di beberapa titik dan membuatnya melenguh karena lelaki itu menyentuh titik sensitifnya.
Malam itu, Jinhyuk kembali merasa penuh karena Seungyoun. Namun, kali ini keduanya sama-sama sadar melakukannya. Kali ini, Jinhyuk juga tidak merasa sakit seperti waktu itu karena Seungyoun melakukannya dengan lembut dan menyesuaikan diri dengannya agar terbiasa.
Jinhyuk pikir, dia tidak akan pernah merasakan dicintai seperti lima tahun yang lalu saat melakukan hal ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kita akan selalu menjadi orang jahat di kisah orang lain.
ReplyDeleteSeberapapun kerasnya kita berusaha untuk jadi orang baik, tapi bagi orang lain pasti kita pernah jahat.
Dan seungsiknya dendaman bgt, trus milih cowok dari pda sahabat tuh menurutku gak baik(?) Kurang tepat(?) Yaa pokoknya itulah