Friday, April 17, 2020

Mereka yang Pernah Berstatus Sahabat


Jinhyuk mengenal Seungsik saat OSPEK karena mereka satu kelompok. Wajahnya memang menyeramkan kalau dia diam, tetapi sebenarnya kalau tersenyum terlihat ramah. Jinhyuk lebih dulu mengenal Seungsik daripasa Sejin dan Byungchan. Kalau tidak ada Seungsik, mungkin Jinhyuk akan kesulitan karena banyak benda yang disuruh untuk dibawa oleh panitia menggunakan nama yang aneh. Jinhyuk mungkin pintar, tetapi dia paling tidak bisa memecahkan kode. Nasi pocong, matahari terbit, permen kayu, semangka tanpa air adalah beberapa contoh yang tidak Jinhyuk mengerti.

Kalau saja Wooseok satu kampus dengannya, pasti dia memecahkan hal ini dengan mudah. Namun, untung saja Seungsik menjadi ketua kelompoknya dan memberitahukan di grup tentang barang-barang yang harus dibawa. Pertemanan mereka terus berlanjut karena satu kelas dan barulah Jinhyuk mengenal Sejin dan Byungchan. Mereka berempat sering menghabiskan waktu bersama, entah nongkrong tidak berfaedah sampai mengerjakan tugas bersama.

"Muka lo merah banget. Kenapa dah?" Jinhyuk menyadari Seungsik yang seperti remaja puber dan menoleh ke belakang, lalu menatap lelaki itu dengan jahil. "Ciyee naksir kakak pembimbing kelompok kita ya? Adaw ... gue kok ditimpuk?!"

"Bacot."

"Aduh ... aduh mawar merah malu kayaknya sama warna muka lo."

"Gue timpuk nih pake laporan di tangan gue."

"Ampuni hamba paduka."

Seungsik mendecih, sementara Jinhyuk hanya tertawa. Seungwoo itu satu tahun di atas mereka dan kebetulan saat OSPEK menjadi pembina kelompok mereka. Orangnya baik, murah senyum dan tidak seperti pembina kelompok lainnya, dia justru membantu semua orang di kelompoknya agar tidak terkena hukuman. Hanya saja Jinhyuk tidak mengerti kenapa wajah Seungsik harus memerah seperti itu jika Seungwoo lewat di sekitar mereka atau malah salah tingkah kalau kakak tingkatnya itu bergabung di meja mereka saat di kantin.

"Dek, kamu demam?" tanya Seungwoo yang terlihat agak khawatir. "Mukamu merah banget loh. atau sambalnya kebanyakan kamu masukin ke mangkok baksonya?"

Jinhyuk baru mau bersuara kalau penyebabnya adalah Seungwoo, tetapi kakinya diinjak Seungsik dengan keras sehingga Jinhyuk berteriak kesakitan. Seungwoo tentu saja kebingungan dan Seungsik hanya tersenyum seolah tidak melakukan apa pun.

Waktu berlalu dan reaksi Seungsik pelan-pelan sudah lebih natural jika adan Seungwoo disekitarnya. Karena dia ternyata juga asisten praktikum yang mengampu kelompoknya bersama Jinhyuk, Seungsik dan juga Hangyul. Hangyul dan Jinhyuk malah sering mengejek Seungwoo dan Seungsik kalau keduanya cocok bersama, membuat Seungsik menimpuk mereka dengan modul laporan geologi dasar dan Seungwoo hanya tertawa.

"Eh, Ssik mau nanya," Jinhyuk yang saat mengerjakan laporan praktikum dan jam digital di ruang tamunya menunjukkan jam 2 pagi, "lo suka sama kak Seungwoo ya?"

"KAGA!"

"SELAW AJA NYET BALASNYA."

"Kalian berdua berisik banget!" Hangyul yang tadi sudah jatuh tertidur di sofa, terbangun karena omongan Seungsik dan Jinhyuk yang nyaring. "Kalian itu kenapa sih sama kak Seungwoo? Pada naksir apa gimana?!"

Seungsik dan Jinhyuk mendengarnya langsung menyahut bersamaan, "KAGA!"

Namun, saat semester 2, Seungsik dan Jinhyuk memutuskan mengambil kelas semester atas karena kelebihan SKS dan bertemu dengan Seungwoo di kelas Stastika Dasar. Dia tampak malu karena ketahuan mengulang kelas, sementara Seungsik dan Jinhyuk hanya bisa menertawakan kemalangan Seungwoo itu. Mereka bertiga sering menghabiskan waktu bersama kalau sudah menyangkut tugas di kelas Statistika Dasar.

"Jinhyuk, lo kayaknya ditaksir sama kak Seungwoo deh," kata Sejin saat mereka berada di kelas Geologi Lanjutan, "soalnya sering banget nanyain aku tentang kamu."

"Dia mah nanyain karena gue sering gak pegang HP aja."

"Iya sih lo itu rese sumpah. Punya HP canggih, tapi gak merespon kalau ada apa-apa," sahut Byungchan yang ada di samping kanan Jinhyuk. Mereka bertiga duduk di belakang karena selain karena masalah tinggi badan juga karena ingin mengobrol. Sementara Seungsik hari ini memilih bolos karena katanya capek kemarin memeras otak untuk UTS kelas Statiska Dasar, "tapi kata Sejin benar sih menurut gue, Hyuk. Lo ditaksir deh sama Seungwoo."

Jinhyuk menanggapi dengan tawa pelan (meski takut kedengaran dosennya lalu mereka bertiga diusir keluar kelas kemungkinan terburuknya), karena aneh saja. Jinhyuk mau kuliah dengan benar, tidak ingin memikirkan soal cinta-cintaan. Kepalanya sudah cukup pusing dengan tugas kuliah, jadi jangan tambah lagi dengan drama percintaan.

Namun, memang benar kata pepatah jangan pernah meremehkan rumor, karena meski (kebanyakan) kejam dan menyakitkan, (kebanyakan) memang benar adanya. Hari itu, setelah kelas Geologi Dasar, Seungwoo sudah menunggu di luar kelas dan mengajaknya pergi ke toko buku. Tadinya Jinhyuk pikir karena ingin mencari komik One Piece seri terbaru (karena mereka sama-sama suka baca komik itu), tetapi malah mendengar hal yang paling tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

"Kakak bercanda?" tanya Jinhyuk masih tidak percaya. "Maksud gue ... kenapa harus gue?"

"Saya juga gatau," Seungwoo hanya tersenyum, "hati saya milih kamu dan gak perlu buru-buru menjawab, kamu bisa memikirkannya."

Jinhyuk tentu saja pusing. Karena dia yakin tidak merasakan apa pun dengan Seungwoo, tetapi dia itu baik kepadanya dan ngomongin apa pun selalu nyambung. Mendadak Jinhyuk teringat dengan Seungsik, lalu dia ingat kalau lelaki itu selalu bilang tidak ada perasaan apa pun kepada Seungwoo setiap dia tanya.

"Kak," panggil Jinhyuk saat mereka antri di kasir, "boleh deh."

"Ya?"

"Kita pacaran."

Jinhyuk tidak tahu bahwa keputusannya ini akan membuat banyak hal berubah. Dari sikap Seungsik kepadanya yang kadang terlalu menyebalkan, Jinhyuk yang ternyata malah benar-benar jatuh kepada Seungwoo (yang padahal dia pikir dalam sebulan akan putus karena bosan) dan candaan banyak orang bahwa mereka suatu saat nanti akan menikah.

Namun, hari ulang tahun Seungwoo yang bertepatan dengan sehari setelah lulus wisuda mengubah segalanya. Jinhyuk menemukan Seungwoo yang tengah tertidur bersama Seungsik tanpa busana, membuatnya mengamuk dan putus detik itu juga tanpa mau mendengarkan penjelasan. Apa yang dilihatnya lebih dari cukup dan tiga bulan sejak kejadian itu, Seungwoo dan Seungsik menikah.

Saat itulah, Jinhyuk dan Seungsik resmi menjadi orang asing satu sama lain, padahal dulu hampir sedekat nadi.

No comments

Post a Comment