Wednesday, April 22, 2020

Tentang Sosok di Balik 'Titip Rindu untuk Senja'


Orang-orang pikir Eunsang itu sudah berumur yang punya banyak pengalaman cinta. Padahal tulisan-tulisan cintanya selama ini diposting di Sto8 (yang ngomong-ngomong milik papski-nya) atau di Twitternya adalah hasil dari mengamati kesehariannya.

Siapa lagi kalau bukan Cho Seungyoun (papski) dan Lee Jinhyuk (pippi) yang menjadi panutan Eunsang dalam menulis?

Di rumahnya, Eunsang kebanjiran cinta oleh keduanya dan merasa apa yang dilakukan oleh keduanya itu wajar. Jadi kalau Eunsang didatangi oleh orang-orang karena masalah cinta yang selalu bermuara pada ego masing-masing, dia bingung. Apa memang cinta itu harus tentang mementingkan ego salah satu orang dan bukan mencoba mengkompromikannya?

"Bahasa cinta setiap orang berbeda-beda, Eunsang," ujar Seungyoun di suatu pagi saat Eunsang bertanya tentang cinta, "apa yang bagimu masuk akal, belum tentu masuk akal untuk orang lain. Karena masuk akal itu, akalnya siapa?"

"Jadi menurut papski, orang yang bertengkar sampai berhari-hari itu wajar?"

"Entahlah, Eunsang. Papski tidak pernah bertengkar selama berhari-hari dengan pippi, jadi tidak bisa menjawabnya," Seungyoun melirik piring makanan Eunsang yang masih belum berkurang isinya, "makan dulu, jangan kebiasaan kalau ngobrol makannya diabaikan. Pippi nanti marah kalau tahu."

Eunsang hanya tertawa pelan dan Seungyoun hanya bisa menghela napas. Sarapan hari ini mereka hanya berdua saja, karena Jinhyuk menjadi panitia OSPEK yang mana sudah berangkat sendari subuh. Meninggalkan keduanya dengan sarapan masing-masing, Seungyoun dengan roti bakarnya dan Eunsang dengan nasi goreng dan telur dadar yang digulung.

"Eunsang, penjualan 'Titip Rindu untuk Senja' milikmu sudah masuk cetakan ke empat."

Eunsang menelan makanannya dengan cepat, terlalu terkejut dengan apa yang didengarnya. "Apa?"

"Padahal baru minggu lalu cetakan ketiga didistribusikan, tetapi sudah langsung habis saja." Seungyoun hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Penerbitan Larimar sampai kewalahan loh."

"Apa aku nanti harus traktir semua orang dengan pizza ya?" gumam Eunsang, lalu menyadari tatapan jahil papski-nya. "Papski kenapa menatapku seperti itu?"

"Kamu yakin 'Titip Rindu untuk Senja' berasal dari papski dan pippi?" Seungyoun tersenyum menggoda. "Bukan karena kamu naksir seseorang?"

Eunsang hanya tersenyum, meski jantungnya memacu dengan cepat. Karena papski tidak salah, Eunsang menulis cerita itu bukan berdasarkan orang tuanya, seperti sebelum-sebelumnya. Karena tulisan itu adalah bayangan Eunsang jika bisa mengenal dan dekat dengan seseorang yang sudah diperhatikannya sejak setahun yang lalu. Saat pertama kali masuk SMA, tepatnya waktu tes di mana lelaki itu berada di belakangnya.

"Siapa namanya, Esa?"

 Namanya Lim Junho.

"Dih, apaan sih papski?" Eunsang pura-pura merengut, tetapi akhinya hanya bisa memilih tertawa karena dia payah dalam berakting. "Sok tahu banget, papski. Pasti ini efek kangen sama pippi yang dua hari ini selalu berangkat awal ke kampus."

Seungyoun hanya bisa menggelengkan kepala dan begitu sarapan mereka selesai, keduanya melangkah menuju garasi. Seungyoun mengantarkan Eunsang ke sekolahnya yang jaraknya sebenarnya tidak jauh dan sudah beberapa kali anaknya mengajukan keinginan untuk ke sekolah dengan sepeda. Namun, selalu ditolak mentah-mentah oleh Jinhyuk yang tidak mau anaknya terpanggang matahari.

Katanya nanti kalau Eunsang jadi jelek, butuh tahunan untuk mengembalikan ketampanannya. Eunsang sebenarnya ingin mendebat Jinhyuk, tetapi Seungyoun selalu memberika gestur untuk menuruti saja perkataan orang yang melahirkannya. Kalau sudah disuruh begitu, Eunsang hanya bisa menurut.

"Papski titip salam ya buat orang di balik 'Titip Rindu untuk Senja' ya, Eunsang." Seungyoun masih belum menyerah menggoda anak semata wayangnya yang membuat Eunsang yang melepas sabuk pengamannya, tidak jadi salim dengan papski-nya itu.

"Eunsang pergi!"

"Eeeh Esa kenapa gak salim?!" Seungyoun menekan kunci otomatis agar pintunya tidak bisa dibuka. "Salim dulu! Gak boleh keluar mobil kalau belum salim."

"Makanya papski jangan rese."

Seungyoun hanya tertawa dan mengusap pelan kepala anaknya itu, membuat Eunsang bergumam karena tatanan rambutnya berantakan. Saat keluar mobil, saat itu pula dia bertemu pandang dengan orang yang membolak-balikkan dunianya sejak awal masa SMA-nya, tengah memberikan makan kucing-kucing sekolah dengan Royal Canin yang selalu dibawanya setiap hari.

Seungyoun sebelum menjalankan mobilnya, melihat orang yang Eunsang pandangi dan hanya bisa tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. Anaknya ini memang kalau bucin seperti dirinya, terlalu diperlihatkan kepada dunia.

Namun, memangnya kenapa kalau seluruh dunia tahu kalau dia mencintai seseorang seribut itu?

No comments

Post a Comment