Seungwoo sebenarnya berharap sepanjang sisa hidupnya tidak akan bertemu dengan Byungchan. Karena di antara semua mantan-mantan pacar Seungwoo, dia adalah mantannya yang memegang rekor terlama bersamanya. Namun, memang benar kata orang, semakin lama berpacaran semakin besar kemungkinan untuk putus.
Kadangkala, Seungwoo takut hal ini juga akan terjadi dengan Minhee. Apalagi mereka sekarang sudah jalan setahun. Seungwoo takut jika suatu saat akan berakhir begitu saja, karena Minhee sudah tidak mencintainya lagi. Atau Minhee berubah menjadi orang asing yang membuat Seungwoo tidak mencintai lelaki itu lagi.
"Oh shit."
Seungwoo tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, Byungchan tengah berhadapan dengan Minhee. Entah apa yang mereka bicarakan, tetapi dari ekspresi Minhee yang lebih eskpresif dari biasanya, pasti bukan sesuatu yang baik.
Baru akan menghampiri, tetapi Seolhyun menahan tangan Seungwoo dan menariknya kembali duduk.
"Kau orang jangan buat scene di sana."
"Tapi...."
"Biarkan saja mantan kau mau cakap apa sama your bf. Kau yakin tak sama kesetiannya?"
Masalahnya bukan itu. Seungwoo tahu Minhee dan selama mereka berpacaran setahun ini, dia tidak akan mudah berekspresi jika tidak di depan anak kecil atau di depannya. Minhee sendiri yang bilang jika dia terlalu banyak berkespresi di depan orang asing, tandanya dia tengah kesal sampai harus berakting menjadi orang ramah.
Seungwoo takut jika Byungchan mengatakan hal-hal yang membuat Minhee meninggalkannya. Meski ia tahu jika Minhee tidak semudah itu akan pergi, tetapi kecemasannya tidak bisa dihilangkan begitu saja. Apalagi saat Minhee lewat di depan mejanya, lelaki itu memasang ekspresi kesal dan baru berubah menjadi ramah saat melihat Dohyon yang menenteng segelas boba tea yang pasti tanpa boba.
Karena Minhee benci mengunyah bola-bola tapioka dan lebih suka versi tanpa boba. Belum lagi gulanya yang harus dikurangi sampai setengah karena kerongkongan Minhee yang sensitif dengan rasa manis atau dia akan batuk.
"Kak." panggilan itu membuat Seungwoo menoleh dan ternyata Byungchan. Membuat Seungwoo kembali melihat Minhee yang tengah memasukkan buku ke dalam kardus dan rasanya ia ingin membantunya. "Apa selera kakak memang semuda itu?"
"Bukan urusan kamu."
"Urusan aku, karena aku masih sayang kakak."
"Aku sudah tidak sayang kamu."
Byungchan baru mau mengatakan sesuatu, tetapi Seungyoun datang dan bilang sekarang giliran Byungchan yang makan. Seolhyun sudah makan di giliran pertama karena dia perempuan dan lelaki itu melirik Seungwoo, berharap bisa makan bersama. Namun, Seungwoo memilih menghampiri kasir nomor 13 yang mengangkat kartu merah, menandakan ada masalah di meja tersebut.
"Chan, kau bodoh bale lah." Seolhyun berucap sebelum dia beranjak, membuatnya menoleh ke temannya semasa kuliah. "Kau pikir bisa mendapatkan balik mantan yang disia-siakan? Jangan kau ganggu Swoo dan Mini."
"Cinta emang bikin bego."
"Cuma kau level bale," Seolhyun melengos, "Swoo baik-baik kau cemburui. Sekali dia pergi, kau meraung-raung minta dia kembali. Kalau gak bodoh bale tuh ape namanye?"
Byungchan tidak menjawab dan memilih pergi ke tempat bisa mengambil makan siangnya. Namun, saat melewati Seungwoo, yang dilihatnya adalah lelaki itu tersenyum saat melihat orang yang bernama Minhee yang tengah menggendong anak kecil.
Tatapan itu, senyuman itu, semuanya Byungchan rindukan yang ditunjukkan kepadanya. Namun, semuanya sekarang diperuntukkan kepada orang yang bahkan tampaknya tidak menyayanginya dengan benar.
Karena tadi Byungchan mengkomfortasi Minhee dengan mengungkit semua yang terjadi dengannya dan Seungwoo. Justru dia tersenyum dan bertanya, "sudah selesai, kak? Karena saya cuma mau memastikan apa yang di struk dengan di promo di island benar."
Bukannya harusnya orang normal akan merasa cemburu jika bertemu dengan mantan?
No comments
Post a Comment