Jadi, Begini Awal Mulanya
"Semua aja punya gandengan ke kondangan, guenya enggak!" protes Jinhyuk yang membuat Byungchan yang ada di sebelahnya, melirik sebal.
"Ya makanya dicari, jamet!"
"Lo kata nyari pacar semudah nyari debu di muka gue?"
Byungchan hanya bisa menghela napas. Bukan tidak ada yang naksir temannya ini, tapi level kepekaanya ituloh di bawah rata-rata. Mana kalau Byungchan kasih tahu, bukannya sadar malah dikata dia kebanyakan buat romance buat webtoon makanya berpikir semua hubungan di dunia ini adalah bentuk ketertarikan.
Menghela napas dan Byungchan sebenarnya ogah-ogahan pergi ke pernikahan salah satu temannya ini dengan Jinhyuk. Kalau saja pacarnya tidak dinas di luar kota, malas juga Byungchan bareng Jinhyuk.
Soalnya, selain diledekin kalau mereka pacaran (amit-amit ya ampun, seleranya Byungchan masihlah yang lebih baik daripada Jinhyuk), juga karena....
"Jinhyuk, lo itu segitu ngenesnya apa sampai Byungchan terus yang dibawa?!" ejek Yuvin yang membuat Byungchan melengos. "Kalau sama Buyung terus, kapan lo lakunya, pea?! Atau jangan-jangan kalian pacaran, tapi gak bilang gue ya?"
"SEMBARANGAN!" Byungchan menyahut galak. "Pacae gue itu bos lo ya, FYI aja."
Yuvin hanya bisa menggelengkan kepalanya sembari menghela napas. "Gue tuh tahu bos gue agak ganteng, tapi gak seganteng gue. Cuma jangan halu bangetlah kalo dia pacar lo, Buyung."
Jadi kalau selanjutnya ada adegan kekerasan yang mana pelakunya adalah Byungchan dan korbannya adalah Yuvin, tidak ada yang heran. Jinhyuk sebagai teman yang baik melakukan apa? Direkam, untuk kemudian dikirimkan ke pacarnya Byungchan.
Tentu dengan caption, "tuh nyonya mengamuk karena tidak diakui oleh karyawan lo sebagai pacar lo."
Setelah akhirnya bisa bersalaman dengan pengantin (yang percayalah, ada barisan undangan biasa, undangan spesial dan VIP. Untung mereka berdua bagian VIP jadi cepat beres) dan menunggu gocar menjemput, Jinhyuk refresh emailnya terus.
"Semangat betul refresh-nya," ejek Byungchan yang sempat melihat layar HP Jinhyuk, "segitunya sih nunggu dapat balasan?"
"Yaiya, demi diskonan kru!"
Byungchan cuma bisa menggelengkan kepalanya karena niat Jinhyuk melamar pekerjaan. "Beli apa sih sampe butuh diskonan? Palingan diskonnya juga berapa ribu doang, elah."
"Frozen lah! Apa lagi?"
Butuh kontrol yang luar biasa untuk seorang Byungchan untuk tidak menjitak Jinhyuk. Jadi saat HP Byungchan ada telepon dari supir gocar bahwa dia sudah di depan lobi, keduanya berjalan keluar. Byungchan dan Jinhyuk berbicara tentang stok biji kopi di mana tempatnya mereka bekerja sebagai barista saat berpapasan dengan sekelompok orang.
"Chan, emailnya masuk!"
"Ya tapi gak mesti berhenti juga jalannya, Lee Jinhyuk pea!" Byungchan berjalan kembali ke tempat Jinhyuk berhenti dan menyeret lelaki itu untuk mengikuti langkahnya. "Gue doain semoga gak keterima."
"Ya jangan gitu juga doanya!"
Tanpa keduanya sadari, ada yang berhenti berjalan dan melihat kehebohan mereka sampai masuk ke dalam mobil. Orang itu hanya tersenyum sembari menggelengkan kepalanya, lalu menoleh saat merasa bahunya ditepuk.
"Bro, what happen?"
"Nothing."
"But you not like someone who like smile randomly," protesnya, "so what exactly happen?"
"Just see someone chatty louder."
"Fall at first sight, Swoo?"
Lelaki itu hanya tertawa dan mulai berjalan kembali karena kelompoknya sedang membagikan kunci kamar hotel. "I never believe that shit happen, you know, Ssik."
Hanya saja, siapa yang tahu soal kehidupan ke depan?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments
Post a Comment