Tentang Seungyoun
Sejak dahulu, Seungyoun selalu menghindari apa pun yang berbau militer. Ayahnya seorang mayor jenderal angkatan udara dan ibunya pengusaha di bidang travel. Kedua orang tuanya bercerai saat Seungyoun 9 tahun dan hak asuhnya jatuh kepada ibunya. Seungyoun hanya bisa ke tempat ayahnya di akhir pekan atau hari libur nasional dan sejujurnya, dia tidak suka.
Karena kalau dia bersama ayahnya maka harus mendengarkan banyak hal tentang militer, belajar memegang senjata api dan berlatih fisik. Seungyoun benci itu dan setiap hari liburnya tiba, mungkin dia adalah satu-satunya manusia di Korea Selatan yang ingin masa liburnya cepat berakhir.
Saat memasuki SMP, Seungyoun memilih untuk ke Brazil, belajar bermain bola secara profesional karena merasa bakatnya di sana. Tentu saja ayahnya tidak menyetujui, tetapi apa Seungyoun peduli? Tentu tidak, karena kalau semua hal berhubungan dengan ayahnya, maka Seungyoun menjadi manusia juara satu melanggar perintah.
"Seungyoun, pulang ... ibu rindu." Satu-satunya alasan Seungyoun kembali ke Korea Selatan setelah 3 tahun di Brazil adalah telepon ibunya yang suaranya terdengar lemas dan yang baru diketahuinya adalah Ibunya masuk rumah sakit.
Secepatnya Seungyoun berusaha untuk pulang. Meski itu berarti harus membuang egonya, menelepon ayahnya dan meminta pesawat jet untuk menjemputnya. Hanya saja hal yang tidak Seungyoun duga saat sampai di ruang rawat ibunya adalah, ayahnya ada di sana, duduk di dekat ranjang pasien dan mengusapn kepala ibunya yang terlelap dengan pelan.
Selama ini, Seungyoun pikir ayahnya tidak mencintai ibunya sehingga mereka bercerai. Namun, melihat bagaimana ayahnya yang sekeras kepala seperti dirinya bisa menatap sayang kepada ibunya yang terlelap membuatnya berpikir ulang tentang semuanya.
Terutama tentang alasan ayah dan ibunya bercerai.
"Sudah sampai?" teguran itu membuat lamunan Seungyoun buyar dan menatap ayahnya. "Kemari. Ibumu harus melihatmu pertama kali saat sadar."
Seungyoun mendekat dan ayahnya berdiri dari tempat duduknya, menarik Seungyoun untuk duduk di tempatnya. Menepuk pelan bahu Seungyoun sebelah kiri.
"Kamu boleh melakukan apa pun, asalkan tidak berjauhan dengan ibumu."
Merasa tidak percaya dengan apa yang barusan didengarnya, Seungyoun menoleh. Hanya untuk mendapati ayahnya sudah berbalik dan meninggalkan ruangan. Begitu bunyi pintu tertutup, suara batuk membuat Seungyoun menoleh dan melihat ibunya yang pucat.
"Seungyounie...."
"Mom ... I'm home."
Seungyoun sebenarnya ingin bertanya kepada ibunya apa tahu kalau ayahnya menungguinya?
Seungyoun ingin bertanya pada ayahnya jika bisa memberikan tatapan itu kepada ibunya, kenapa mereka bercerai?
Seungyoun ingin bertanya kepada keduanya sebenarnya mereka kenapa?
Seminggu setelah pulang ke Korea Selatan dan ibunya sudah sembuh, sehingga mengajak Seungyoun berbelanja. Saat itulah dia dihentikan oleh pencari bakat yang mengaku dari Yuehua Entertaiment. Seungyoun hanya menerima kartu nama dengan tidak minat dan memutuskan menyusul ibunya yang sudah masuk ke dalam toko Channel.
"Momski...," Seungyoun memanggil saat ibunya sibuk memilih tas di ruangan khusus untuk VIP, "tadi aku diberi kartu nama oleh Yuehua Entertaiment. Itu perusahaan apa?"
"Agency untuk idol." Ibunya menjawab sembari menunjuk tas yang diinginkannya, lalu menoleh ke arah Seungyoun. "Memangnya kamu mau jadi idol? Bukannya katanya kamu mau jadi pemain bola profesional."
Seungyoun ingin bilang bahwa memang itu mimpinya. Namun, mendengar bahwa selama Seungyoun tinggal, ibunya jadi sering masuk rumah sakit karena kangen. Serta setiap ibunya terlelap, ayahnya selalu datang menjaga dan pergi sebelum ibunya terbangun.
Karena Seungyoun menghindari ayahnya dengan tidak pulang sama sekali selama 3 tahun.
"Momski, aku mau jadi idol saja."
Ibunya yang baru meminum teh yang disediakan oleh pihak toko, tersedak dan membuat Seungyoun panik. Setelahnya, semua urusan kepindahannya diurus oleh ibunya dan setengah tahun kemudian ia masuk SOPA. Memilih fokus pada dance dan datang ke Yuehua Entertaiment untuk menjadi trainee.
Tadinya, Seungyoun pikir ayahnya akan menentang dan mencari cara untuk membuatnya keluar dari training. Namun, ayahnya hanya berkata, "kalau libur, temani ibumu saja."
Padahal Seungyoun tahu kalau ayahnya dari dulu selalu bertengkar dengan ibunya karena hak asuh dan karena pembagian waktu mengasuhnya yang tidak imbang.
Jadi saat dua hari sebelum debut menjadi member PHOENIX dengan nama panggung WOODYZ, Seungyoun sengaja meminta izin kepada agensi untuk menemui ayahnya dengan alasan kalau sedang sakit dan mencarinya. Padahal di televisi jelas-jelas ayahnya tengah memberikan pidato sebagai wakil menteri pertahanan yang menilai bahwa kebijakan pasukan khusus yang dilatih lebih cepat daripada wajib militer biasa adalah hal yang mutlak dilakukan untuk berjaga-jaga kalau Korea Utara melanggar janjinya.
"Papski ... apa kabar?" sapa Seungyoun saat berada di ruang kerja ayahnya di menteri pertahanan. Tentu saja awalnya Seungyoun tidak bisa masuk, kalau tidak mengirimkan pesan singkat kepada ayahnya bahwa dia berada di lobi dan tidak lama kemudian ajudannya datang menjemputnya. Karena banyak yang tidak percaya kalau Cho Seungyoun adalah anak dari wakil menteri pertahanan, Cho Kyuhyun. "Seungyoun datang kemari hanya mau mengatakan dua hari lagi akan debut menjadi Woodyz."
"Oh."
Seungyoun tidak berharap respon ayahnya yang senang atau bangga, jadi tidak perlu merasa sakit hati karena respon ayahnya yang datar. Mengeluarkan album yang telah ditanda tangani oleh semua member (tentu termasuk Seungyoun) dan meletakkannya di meja ayahnya.
"Papski baru tahu kalau album belum waktunya rilis bisa diberikan kepada orang lain."
Seungyoun mendengarnya hanya menghela napas. "Papski bukan orang lain. Papski ... ya papski."
Agak aneh saat Seungyoun mau mengakui ayahnya sebagai ayahnya, padahal Seungyoun merasa membenci ayahnya yang egois bercerai dengan ibunya dan memaksakan kehendaknya untuk membuatnya tertarik pada militer.
"Ibumu...," suara itu membuat lamunan Seungyoun buyar dan menatap ayahnya, heran, "bagaimana kabarnya?"
"Baik," Seungyoun terdiam sesaat, lalu menambahkan, "momski senang karena Seungyoun memilih menjadi idol. Katanya tidak akan mengikuti jejak papski."
"Dia memang harus senang," ayahnya menghela napas, memejamkan mata dan bersandar pada kursinya, "karena alasan kami bercerai adalah dia tidak tahan dengan segala peraturan di militer."
Seungyoun terdiam mendengarnya. Karena selama ini dia pikir ayahnya yang egois dan ibunya adalah korban keegoisannya.
"Ibumu...," ayahnya membuka mata dan Seungyoun melihat senyuman yang tidak seperti di televisi, yang tampak artifisial. Senyuman yang dilihat Seungyoun sekarang adalah senyuman terluka, "tidak pernah sedetik pun mencintaiku. Kami bersama karena perjodohan dan sebanyak apa pun usaha papski untuk membuat ibumu mencintaiku, hanya membuatnya terluka."
Seungyoun tidak tahu harus berkata apa, tetapi dia ingat satu adegan film yang ibunya posting di media sosialnya.
So many people in love and not together and yet so many people not in love together.
"Seungyoun," panggilan itu membuatnya menatap ayahnya yang sudah tidak tersenyum, "jangan masuk universitas atau kamu akan masuk militer."
Seungyoun hanya menghela napas. "Seungyoun tahu."
"Jangan buat ibumu menangis," ayahnya menatap Seungyoun dan menghela napas panjang, "cukup papski yang membuat ibumu menangis selama kami bersama."
Namun, dua tahun kemudian Seungyoun masuk pelatihan militer khusus karena berkuliah jurusan sastra inggris di salah satu universitas online. Meninggalkan dunia hiburan, hiatus dari PHOENIX dan melepaskan diri dari citra bernama WOODYZ.
"Cho Seungyoun...," ayahnya menatapnya tajam, kemudian menghela napas, "kalau kamu ingin kembali ke kehidupan normalmu, jadilah di atas rata-rata saat pelatihan nanti."
"Bukannya harus menjadi terbawah agar dilepaskan pemerintah?"
"Mulai tahun ini peraturannya berubah," ayahnya menghela napas, "semua orang yang berada di pelatihan khusus ini akan mengabdi kepada masyarakat dan hanya orang yang di atas rata-rata yang bisa kembali menjadi masyarakat biasa."
Seungyoun tahu harusnya mendengarkan perkataan ayahnya dua tahun yang lalu. Tentang jangan masuk universitas dan tentang jangan membuat ibunya menangisinya. Namun, Seungyoun sengaja melakukan semuanya dan sekarang tinggal menghitung jam dirinya akan memasuki tempat pelatihan dasar daerah Seoul sebelum diseleksi untuk masuk di tempat pelatihan golongan berapa.
Karena Seungyoun tidak bisa menyenangkan semua orang atas pilihannya dan dalam kasus ini, dia juga ingin bersikap adil kepada ayahnya untuk masuk ke dunia militer seperti keinginannya.
Meski hanya untuk setahun.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments
Post a Comment