Bertemu Pertama Kali
Jinhyuk benar-benar capek menunggu. Ia bahkan sudah sampai berkali-kali game over main Stack dan sampai bisa beli berbagai motif lantai di gamenya itu. Melirik orang tuanya yang mana ibunya sudah terlihat sebal dan ayahnya orang yang akan dijodohkan dengannya terus meminta maaf. Berkata bahwa anaknya terjebak dalam kemacetan.
Miskin banget sih sampai tidak bisa menyewa helikopter untuk kemari? Apa tidak tahu waktunya Jinhyuk dan kedua orang tuanya berharga untuk dibuang sia-sia selama satu jam ini?
"Maaf terlambat," suara itu membuat Jinhyuk yang tadinya fokus ke layar HP, menatap pintu yang terbuka, "baru selesai rapat dan berusaha secepatnya kemari."
Entah siapa yang dibohongi di sini? Karena kalau memang rapat, seharusnya pakaiannya bukan kaos dan ripped jeans. Namun, Jinhyuk tidak peduli dan melanjutkan memainkan game hingga merasa sikutan dari sebelah kiri yang berarti dilakukan oleh ibunya.
"Perkenalkan, Cho Seungyoun." Lelaki itu memberikan tangannya untuk berjabat tangan dan Jinhyuk terpaksa harus menerima uluran tangannya.
"Saya Lee Jinhyuk," ia menjabat tangannya, "dan lain kali, kalau mau berbohong agak pintar dikit. Hari Minggu dan dengan pakaian seperti itu, rapat apaan?"
Hening.
Seungyoun tetap memasang senyuman. Jinhyuk segera melepaskan tangannya dan kembali main game di HP-nya.
Deheman di ruangan itu membuat suasana hening yang tercipta bisa agak mencair dan entahlah apa saja basa-basi yang dibicarakan oleh para orang tua. Jinhyuk tidak peduli karena yang terpenting sekarang Stack miliknya harus melampaui angka 203.
Tidak menyadari sepanjang pertemuan, Seungyoun memperhatikannya meski bukan dengan tatapan yang positif.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments
Post a Comment